INI SERABI AROMA PANDAN, KAWAN

Ini serabi aroma pandan, original, dan masih hangat. Apa istimewanya? sepertinya tak beda dengan yang lainnya.....namun saat dihidangkan, ada karakter kuat yang tertangkap, ada keceriaan yang kuhirup lewat aroma hangat yang dihembuskannya, dan aku tergoda. Ku lihat ada tekstur kelembutan dan kenyamanan yang ditawarkan dibagian tengahnya yang terselimuti putihnya santan kedewasaan, dan aku mulai tak tahan untuk segera mencoba.
Gigitan pertama.......indah, sangat indah.....aku terpana dan terlena, menggiringku untuk mencobanya kembali, lebih dalam. Gigitan kedua......aku melambung bersama halusinasi yang mengajakku untuk mulai merangkai angan, ini sungguh menghangatkan.....ada pijar kebahagiaan, kerinduan yang kuterbangkan lewat balon-balon kenisbian yang enggan ku identifikasikan, atau tepatnya aku tak mau mengidentifikasikannya jika hanya akan merusak kesenangan. Lalu, pada gigitan ketiga (kuharap yang terakhir)......aku terkejut dan tersentak, dalam kelenaanku ada sebulir rasa pahit yang tak sengaja tergigit, terhentiku sejenak....menimbang-nimbang, menakar-nakar, apakah kali ini aku akan berempati dan membujuk hatiku untuk segera berhenti sampai disini, atau memperturutkan hasrat rimba yang tak pernah puas dengan sesuatu yang telah ada....maka aku mundur sejenak, terdiam dalam pusaran rasa ngilu, nyeri, ketidakrelaan yang berjibaku dan berseteru dengan ketidakacuhan egoku.
Lihatlah, serabi pandan itu kini tinggal separuh, tergerus oleh kerakusan, ketamakan dan kebutaan hatiku, apa sebenarnya yang merasuki otakku hingga berani mencicipi sesuatu tanpa bertanya dulu apakah serabi pandan itu untukku atau bukan....dan remah yang tersisa adalah penyesalan yang menohok, saat ku menyadari serabi itu bukan pesananku. Aku pulang dengan lunglai, sungguh enggan ku kembali jika itu hanya membekaskan rasa nyeri.